Monday, December 14, 2015

Sedikit tentang Kizhi Pogost..

Baru saja menyelesaikan 'Pree-vyet!!!Rusia terbitan PT. Elex Media Komputindo-nya Gramedia.. Ternyata, ada beberapa hal yang masih terngiang-ngiang di pikiran saya, salah satunya adalah Preobrazhenskaya. Pertama kali membacanya, saya sudah terpikat dengan nama ini. Entah kenapa, buat saya pribadi, nama-nama yang berbau Rusia selalu terdengar eksotis.. indah.. menyihir.. ;)

Jujur saja, untuk yang mengaku-ngaku suka banget sama Rusia, saya sedikit malu baru mengetahui kenyataan ternyata ada bangunan keren nan indah di salah satu pulau kecil di negerinya Masha itu.. Hadaaaaaaaaaah :D

So, saya pun ber-googling ria mencari informasi lebih detail tentang Preobrazhenskaya. Oh, iya, Preobrazhenskaya ini adalah nama dari sebuah gereja kuno di Rusia. Ternyata, situs yang membahas bangunan ini cukup banyak juga yaa.. (senangnya.. 😍).

Nah, dari sekian web yang saya baca, pembahasan tentang Preobrazhenskaya secara umum merujuk pada Kizhi Pogost.. Apa sih itu? Well, ringkasnya, Kizhi Pogost adalah situs bersejarah di Rusia yang sudah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia sejak tahun 1990. Situs ini terletak di Pulau Kizhi, pulau kecil yang terdapat di Danau Onega. Secara geografis, pulau ini termasuk ke dalam wilayah Republik Karelia. Nama Kizhi sendiri berasal dari kata Kizat, ada juga yang mengatakan Kizansuari yang artinya social gathering atau island of games. Terjemahan lainnya adalah place of public merrymaking a.k.a tempat  untuk kemeriahan dan keramaian.

Di tahun 1950an, sejumlah bangunan kayu bersejarah dari berbagai tempat di Karelia dipindahkan ke pulau ini dengan tujuan pemeliharaan agar lebih terawat. Mungkin jika dipusatkan dalam satu tempat, proses pemeliharaan bangunan-bangunan kayu tadi lebih mudah sepertinya. Anyway, dengan adanya pemindahan tersebut, pulau Kizhi menjadi layaknya sebuah open-air museum atau museum terbuka yang selain indah, pastinya keren banget! :) :)


Pulau Kizhi dengan landmark utamanya Kizhi Pogost

Salah satu bangunan yang dipindahkan adalah gereja St.Lazarus yang dibangun tahun 1390. Berasal dari Murom Monastery, gereja ini merupakan gereja kayu tertua di Karelia.

Gereja kayu St. Lazarus (credit:www.alamy.com)

Dengan adanya pemindahan tersebut, kini sudah lebih dari 80 bangunan kayu dengan berbagai macam struktur tersedia di pulau Kizhi mulai dari rumah-rumah tradisional, lumbung, penggilingan, gereja, kincir angin hingga menara lonceng plus berbagai macam artefak dan manuskrip kuno. Sebenarnya agak panjang juga sih membahas pulau Kizhi, mulai dari asal-usul, perkembangan populasinya, kebudayaan masyarakatnya, koleksi-koleksinya sebagai sebuah museum hingga yang cukup menarik yaitu catatan sejarah tentang pemberontakan besar-besaran para kaum petani masa itu (1769-1771) yang harus berakhir dengan penangkapan dan pengasingan para pemimpin pemberontakannya ke Siberia.

Jadi, sepertinya pembahasan tentang pulau Kizhi mesti di keep dulu. Biar jadi inisiasi buat cari buku atau artikel tentang pulau ini lebih komplit lagi..

Anyway, balik lagi sama Kizhi Pogost..

Situs ini terdiri dari dua buah gereja kayu dengan strukturnya yang unik dan detail banget. Dilengkapi dengan sebuah menara lonceng yang terbuat dari kayu juga, plus pagar yang mengelilingi ketiga bangunan tersebut, situs ini jadi bangunan yang paling eye-catching diantara semua bangunan yang ada. That's a Kizhi Pogost!

Kizhi Pogost

Menurut sejarahnya, dalam sebuah catatan disebutkan pada tahun 1563 sudah terdapat dua buah gereja dan sebuah menara lonceng yang berdiri tepat di situs Kizhi Pogost sekarang berada. Salah satu gerejanya memiliki atap yang berbentuk piramid. Sayangnya, di akhir abad 17, kedua gereja tersebut mengalami kebakaran.

Di tahun 1694, dibangunlah gereja Provoshkaya yang dibuat dengan satu buah kubah saja. Setelah mengalami rekonstruksi ulang beberapa kali sekitar tahun 1720-1749, hingga  pada tahun 1764 konstruksi bangunannya lebih dipercantik dengan membentuk desain atapnya yang menjadi sembilan buah kubah seperti sekarang. Tingginya mencapai 32 meter dengan kubah paling besar berada ditengah-tengah dan dikelilingi delapan kubah lain yang lebih kecil. Sebenarnya ada artikel lain yang menyatakan gereja ini punya 10 kubah. Kalau dilihat dari gambar dibawah, mungkin kubah yang ke-10 adalah satu kubah kecil yang berada di atap lain yang di bawahnya. Dengan dilengkapi pemanas ruangan, Provoshkaya menyelenggarakan pelayanan sepanjang tahun untuk jemaatnya terutama pada musim dingin.

Gereja Provoshkaya. Credit:www.123rf.com


Lain lagi dengan  Preobrazhenskaya. Gereja ini  memiliki 22 kubah yang membentuk piramida 6 tingkat dengan tingginya mencapai 37 meter. Berbeda dengan Provoshkaya, gereja Preobrazhenskaya (1714) hanya digunakan pada musim panas saja karena tidak memiliki heater. Dari buku yang saya baca dikatakan bentuk atapnya seperti bawang, saya sendiri lebih suka menyebutnya seperti kubah mesjid. Hmm.. Adakah kemungkinan bangunan tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan Islam?

Anyway, yang menarik dari bangunan ini selain keunikan bentuknya, pada proses pembuatannya sang kreator tidak menggunakan satu paku pun! Selain itu,  (konon) alat yang digunakan hanya kampak saja dan sang pembuat membuang kapaknya ke danau ketika bangunan selesai dikerjakan supaya tidak ada yang bisa meniru karyanya. Maka, kalau boleh mengutip kalimat dalam buku Pree-vyet!!! Rusia, gereja ini benar-benar sebuah maha karya yang hebat, dibuat hanya dengan mata dan sensasi tangan.

Gereja Preobrazhenskaya

Akhirnya, situs Kizhi Pogost pun menjadi lengkap setelah menara lonceng yang tingginya mencapai 30 meter itu selesai dibangun pada tahun 1862. Situs ini dikelilingi pagar kayu sepanjang 300 meter yang  direkonstruksi tahun 1950an. Pintu masuk utamanya memiliki lebar 14,4 meter dengan tinggi mencapai 2,25 meter. Sedikit tambahan, pagar ini dibangun pertama kali pada abad ke 17. Pada masa itu, pulau Kizhi memang dijadikan salah satu pos pertahanan saat menghadapi invasi Swedia dan Finlandia.

Credit:http://assets.atlasobscura.com/media/

Dengan semua yang dimiliki situs ini, nggak salah kalau Kizhi Pogost layak menjadi satu dari sekian banyak tempat bersejarah untuk dikunjungi siapapun, termasuk saya, meski entah kapan :(

Hmmm.. Someday maybe.. Who knows?! πŸ˜†

P.s: Beberapa alamat web yang saya pakai sebagai sumber tulisan di atas..

• http://magic-ays.com/Ancient_Buildings/Kizhi.htm
• hkttps://en.m.wikipedia.org/wiki/Kizhi_Pogost
• http://www.britannica.com/place/Kizhi-Island
• http://indonesia.rbth.com/discover_russia/

Sebenarnya, ada juga beberapa situs lain yang saya baca, tetapi isinya kurang lebih sama dengan yang di atas dan cenderung lebih ringkas :D

Buat saya, bahasan dari wikipedia paling komplit sejauh ini, sayang, referensinya masih banyak dalam bahasa Rusia, belum ngertiii :(



Tuesday, December 1, 2015

Tentang κ³Ό (gwa)..

Hhmmmmm... Melihat kembali tulisan sebelumnya, ternyata sedikit memalukan kalau dibaca kembali😁. Kwaenchanaaa.. Na ije al geo gata πŸ˜†

Anyway, selain sedikit shameless, sepertinya ada juga hal yang bisa dibahas, salah satunya adalah kata konjugasi κ³Ό (gwa). Dari buku yang saya pakai sebagai panduan belajar tata Bahasa Korea, kata ini berarti ‘dan’. Pada dasarnya, κ³Ό (gwa) berfungsi untuk menghubungkan dua buah kata, sama halnya seperti dalam tata bahasa Indonesia misalnya; bumi dan langit, air dan api, kaki dan tangan, dst.

κ³Ό(Gwa) ini termasuk partikel yang memiliki dua bentuk. Bentuk lainnya adalah 와(wa). κ³Ό(Gwa) dan 와(wa) sama-sama memiliki arti ‘dan’, yang membedakan hanya penggunaannya saja. κ³Ό(Gwa) dipakai ketika mengikuti kata benda yang berakhiran konsonan. Sebaliknya, kata yang berakhiran vokal akan diikuti dengan 와(wa). Biar lebih jelas, bisa dilihat contoh berikut:

μš°μ‚°κ³Ό λͺ¨μž
(usan gwa moja) === payung dan topi
κ³Ό(Gwa)  mengikuti kata μš°μ‚° (usan) yang berakhiran konsonan –γ„΄(n)

μ½”μ½” 와 ν‚€ν‚€
(Koko wa Kiki) === Koko dan Kiki
와(wa) mengikuti kata μ½”μ½” (Koko) yang berakhiran vokal –α…Ÿα…©(o)

Oh,iya, ketika salah satu subjeknya sudah bisa dipahami apa atau siapa, si subjek itu bisa diabaikan dalam penulisan atau pun percakapan. Maksudnya bisa dilihat dalam contoh berikut:

킀킀와 μ½”μ½”κ°€ λ„μ„œκ΄€μ—μ„œ 책을 μ½μ–΄μš”
(Kikiwa Kokoga doseogwaneseo chaegeul ilgeoyo) === Kiki dan Koko membaca buku di perpustakaan

Dalam kalimat diatas, dengan menganggap Koko sebagai salah satu subjek yang sudah dipahami dalam konteks kalimat itu sehingga bisa diabaikan dalam penulisannya, maka kalimat diatas menjadi:

킀킀와 λ„μ„œκ΄€μ—μ„œ 책을 μ½μ–΄μš” (Kikiwa doseogwaneseo chaegeul ilgeoyo)

See? Koko(ν‚€ν‚€κ°€ )-nya tidak ditulis dalam kalimat. Nah, dalam kasus ini, maka arti 와(wa) berubah menjadi  ‘dengan’, sehingga kalau diterjemahkan kurang lebih menjadi:

(Koko) membaca buku di perpustakaan dengan Kiki.

Biar lebih dapet, bisa dilihat dialog berikut:

μ–΄λ¨Έλ‹ˆ (eomoni - ibu) : 뭐가 μ½”μ½” ν•΄μš”? (Koko lagi ngapain?)
μΉ΄μΉ΄ (Kaka) :  ν‚€ν‚€μ™€ λ„μ„œκ΄€μ—μ„œ 책을 μ½μ–΄μš” (lagi baca buku di perpustakaan sama Kiki)
(nb. Sama = dengan :D)

Jadi, the point is, partikel 와/κ³Ό yang berarti dan dapat diartikan juga sebagai dengan dalam sebuah kalimat atau percakapan tergantung konteks kalimat tersebut.

Sebagai tambahan, κ³Ό(Gwa)/ 와(wa)  umumnya dipakai pada komunikasi formal atau penulisan. Untuk percakapan informal atau bahasa sehari-hari biasanya yang digunakan adalah (이)λž‘ – (i)rang. Ini juga termasuk kedalam partikel yang memiliki dua bentuk. Maksudnya, kalau mengikuti kata berakhiran konsonan yang dipakai adalah μ΄λž‘(irang), sedangkan –λž‘(rang) dipakai setelah kata berakhiran vokal.

Satu lagi, partikel yang berarti dan (atau dengan) adalah ν•˜κ³ (hago). Berbeda dengan dua partikel sebelumnya,  ν•˜κ³ (hago) hanya memiliki satu bentuk artinya dapat mengikuti kata yang berakhiran baik vokal maupun konsonan.

p.s: Buat yang kebetulan baca tulisan ini, dan ternyata jago bahasa Korea, mudah-mudahan berkenan ngasih masukan yang positif.. Gomaweoyo😊